Oleh: Redaksi
Bagi anda yang pernah melanglang buana ke Flores menyusuri jalan darat, dari Labuan Bajo ke Ende atau sebaliknya, pasti melewati kawasan hutan Poco Ranaka dan Mandosawu yang cukup lebat. Ya, kawasan hutan ini merupakan bagian dari hutan lindung di dalam Taman Wisata Alam Ruteng yang membentang luas, mencakup wilayah hutan di dua kabupaten yakni Manggarai dan Manggarai Timur seluas 32.248 ha. Nah, di dalam kawasan hutan ini, tersembunyi di balik rimbunannya pepohonan dan selimut kabut yang saban hari selalu mengitari kawasan hutan ini, khususnya di senja hari, nampaklah sebuah danau yang cukup luas, eksotis dan menggugah decak kagum.
Danau ini dinamai Rana Mese. Dalam bahasa Manggarai “rana” berarti danau atau telaga, dan “mese” berarti besar atau luas. Danau Rana Mese cukup luas, dengan luas kawasan danau sekitar 5 ha dan dikelilingi oleh kawasan hutan dan tebing curam dengan kedalaman yang bervariasi, berkisar 5 hingga 100 m dari permukaan air, seolah membentuk sebuah kawah besar bekas gunung berapi. Mungkin saja ribuan atau bahkan jutaan tahun lalu telah terjadi letusan gunung berapi yang menyebabkan terjadinya kawah danau ini. Mengingat anak gunung Ranaka atau Nampar Nos yang berada di dalam kawasan hutan ini pernah meletus tahun 1987 dan masih aktif hingga sekarang. Meskipun tebing di sekitar danau cukup curam, masih dapat di lewati sebagai jalur trecking untuk dapat berkeliling dan menikmati keindahan danau.
Danau Rana Mese merupakan salah satu penyangga kehidupan bagi ribuan warga di sekitar danau. Betapa tidak, air yang mengalir dari dalam danau Rana Mese merupakan sumber air minum dan irigasi bagi ribuan hektar lahan persawahan setempat. Belum terhitung berbagai jenis ekosistem seperti ikan, belut, udang, dan kepiting yang ada di dalam danau Rana Mese dan di sepanjang kali Wae Laku yang mengalir dari Rana Mese, yang dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi warga setempat.
Danau Rana Mese memiliki hutan tropis lebat yang mengitari danau sehingga membuat udara di sekitarnya sangat sejuk. Tidak hanya keanekaragaman tumbuhan tropis, danau Rana Mese juga memiliki keanekaragaman biota bawah air seperti ikan air tawar Karper [Cyprinus Carpio], Mujair [Oreochromis Mossambicus], Belut dan udang. Areal hutan di sekitar danau juga menjadi habitat bagi beberapa jenis hewan jenis mamalia besar seperti Monyet [Macaca Fascicularis], Landak [Hystrix Javanica], Babi Hutan [Suscrofa Vitatus] dan Musang [Paradixurus Hermaproditus] dan beberapa jenis burung migran seperti Belibis [Anas Querquedula] dan Pecuk [Phalacrocorax Malanoleucos] serta mamalia endemik seperti Tikus raksasa [Papagomys Armandrillarei], Tikus Poco Ranaka [Rattus Haenaldi], Kelelawar Flores Hantu [Otus Alfredi]. Kondisi air di danau Rana Mese sangat jernih sehingga di gunakan sebagai sumber air minum dan irigasi pertanian bagi masyarakat di sekitar danau.
“PEREBUTAN WILAYAH ANTARA PERI”
Penduduk di sekitar danau Rana Mese, juga menamai danau ini Molas Poco yang berarti gadis hutan, merujuk pada kecantikan dan keindahan danau ini. Sebutan Molas Poco ini juga merupakan euphemisme dari peri cantik yang konon di percaya mendiami danau ini. Menurut cerita legenda, dahulu kala peri di danau Rana Mese bersahabat dengan manusia. Mereka bahkan pernah meminta bantuan manusia untuk berperang melawan peri lain yang mendiami sebuah danau bernama Rana Hembok yang berada di sebelah timur dari danau Rana Mese. Mereka berperang untuk memperluas wilayah kekuasan, dimana sebelumnya danau Rana Hembok lebih luas dari danau Rana Mese.
Senjata yang di pakai oleh peri dari danau Rana Hembok untuk berperang adalah udang dan belut yang bagi mereka merupakan pisau dan tombak. Dengan demikian mereka dengan mudah ditaklukan oleh manusia, karena binatang tersebut hanya merupakan lauk yang lezat yang senantiasa diinginkan oleh manusia. Setelah ditaklukan, danau Rana Hembok kemudian berubah menjadi sebuah danau kecil, sementara itu danau Rana Mese berubah menjadi danau yang luas seperti sekarang ini. Entah bagaimana kebenaran dari cerita legenda ini, yang jelas terlihat bahwa danau Rana Mese memang indah, bagaikan peri yang cantik yang bersembunyi di balik rindang dan hijaunya pepohonan dan kabut tipis yang senantiasa menggelayut di atas permukaan danau.
Danau Rana Mese dan kawasan hutan di sekelilingnya merupakan objek wisata yang menyenangkan. Selain menjadi andalan Manggarai Timur, tempat ini juga menyajikan panorama yang sayang untuk anda lewatkan. Sekedar duduk-duduk di pinggiran danau atau memancing ikan air tawar di danau bersama teman atau keluarga, merupakan hal yang sering di lakukan oleh wisatawan yang berkunjung ke danau ini.
Karena berada di dalam kawasan hutan, udara di Rana Mese cukup dingin, hingga mencapai 15 derajat Celcius terutama pada sore dan malam hari. Semilir angin bertiup perlahan membuat badan terasa segar saat mampir di tepi danau. Banyak pengunjung yang terpesona dengan aneka flora dan fauna di dalam kawasan hutan Rana Mese. Untuk menyaksikannya cukup mengitari kawasan danau menelusuri jalan setapak sambil melihat aneka tumbuhan langkah seperti Anggrek hutan, dan beberapa burung migran yang berkicau riuh di dalam hutan. Anda juga bisa menaiki sampan kecil untuk berkeliling menyaksikan keindahan danau dari berbagai sisi yang berbeda.
Jadi, jika anda berkunjung ke Flores, tepatnya di Kabupaten Manggarai Timur, silahkan mampir dan nikmati indahnya alam di danau Rana Mese ini.